Jawaban dari Yayasan dan Mantan Direktur Poltekom Saling Bertolakbelakang

Reporter : iwan Irawan

KLIKJATIM.Com | Malang – Ketua Yayasan Politeknik Kota Malang (Poltekom), Jel Nur Wahyudi menegaskan, Poltekom dalam waktu yang agak lumayan lama. Diakui memang belum ada aktifitas perkuliahan. Lantaran ada beberapa faktor atau alasan yang melatarbelakanginya.

“Pertama adalah faktor pergantian direktur baru, kedua banyaknya dosen yang mengundurkan diri. Mundurnya dosen itu pun, disebabkan faktor khusus. Belum bisa kami sampaikan ke publik,” tegas Jel, saat dikonfirmasi KLIKJATIM.Com terkait perkembangan Poltekom, Selasa (28/11/2023).

Jel menandaskan, sekecil apapun pelaporan pertanggungjawaban dari direksi lama. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang dimandatkan ke direksi. Pelaporan tugas dan tanggungjawabnya, dirasakan belum menerimanya.

“Termasuk permasalahan pelaporan keuangannya sekalipun, itu menjadi keniscayaan turut dilaporkannya. Sebagaimana nilai yang kita keluarkan ke direksi, jumlahnya pun tidak sedikit dalam perbulannya. Untuk memenuhi kebutuhan operasional Poltekom,” tandasnya.

Menurut Jel, perkembangan kemajuan rekrutmen mahasiswa Poltekom. Kian lama gak sesuai harapan yayasan. Sampai pihak yayasan pun, turut membantu mencarikan untuk rekrutmen mahasiswa baru.

“Bukannya direspon oleh direksi, malah nihil tindaklanjutnya (abai). Sampai pihak relasi dari Poltekom, di luar pulau sana menghubungi kami. Jika mahasiswa yang akan didukung mereka, belum bisa bergabung di Poltekom,” tukas Jel.

Hal ini, kata Jel, bagian dari beberapa point yang tidak sesuai harapan yayasan. Ditambah faktor lain-lainnya, suatu saat ketika momentum pas dan tepat. Sekaligus sifatnya sangat mendesak.

“Laporan yang telah kami himpun dari internal dan warga di sekitarnya. Belum lagi, menilik fakta-fakta di lapangan, ada upaya maksud tertentu. Belum lagi, adanya dugaan perbuatan melawan hukum dari oknum direksi. Kami telah mengantonginya,” cetusnya.

Untuk itu, pihak Yayasan Poltekom berupaya menyelesaikan secara internal dan kondusif. Tapi telah beredar berita di media. Sejauh ini dinilainya masih sepihak, belum memahami permasalahan yang sebenarnya.

“Kami ketika telah menyelesaikan keseluruhan di internal Poltekom. Pada saatnya nanti, kami akan menyampaikan atau press conference ke teman-teman media. Mengenai kelanjutan dan perkembangan Poltekom,” imbuhnya.

Direktur Poltekom yang baru, Prastyo Aji Prokoso menyampaikan, setelah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Ketua Pembina yang dimandatkan Yayasan Poltekom. Langkah selanjutnya, pihaknya masih menunggu acara serah terima jabatan dengan direksi yang lama.

“Kami pun sudah melaporkan ke yayasan, terkait rencana pelaksanaan sertijab tersebut. Perkiraan akan digelar dalam waktu dekat ini. Selanjutnya, kami bersama seorang wakil direktur dan 13 dosen aktif. Ditambah empat atau lima karyawan di Poltekom,” ujar dia.

Dilanjutkan, pihaknya akan terus berproses membenahi internal Poltekom. Bertekad dan bersemangat memajukan Poltekom lebih berkembang. Sesuai kondisi jumlah siswa yang ada saat ini. Berdasarkan pada pangkalan data (PD) milik Dikti.

“Jumlah mahasiswanya sekitar 60 atau 70 orang. Untuk yang masih aktif di kampus, kami belum mengetahui pasti terkait jumlahnya. Kami berdoa dan berharap, semoga bisa menjalankan Poltekom secara mandiri ke depannya,” sambung Prasetyo Aji.

Terpisah, tanggapan dari mantan Direktur Poltekom, Dino Sudana menyampaikan, sejak bergabung dengan Poltekom pada Juni 2020 lalu. Terhitung hingga sekarang tidak pernah menerima suntikan dana untuk operasional Poltekom.

“Termasuk untuk kebutuhan gaji di internal kami, tidak dikeluarkan oleh yayasan. Padahal jumlah mahasiswa saat itu, hanya tinggal 120 an orang dari empat prodi D3. Jelas untuk kebutuhan operasional sangat jauh tidak memadai,” jawab Dino lewat aplikasi WhatsApp, Selasa (28/11/2023).

Dino pun menyebutkan, dipastikan olehnya sejak masuk atau bergabung di Poltekom. Tidak pernah ada kucuran dana dari yayasan. Jika ada orang sempat menyinggung ada guliran dana sebesar Rp120 juta/bulan.

“Bisa jadi itu digulirkan sebelum kami menjabat, atau sebelum Juni 2020. Terkait hal lainnya, monggo lebih enaknya dikonfirmasi ke beliaunya Bapak Nurcholish Sunuyeko (anggota dewan pembina),” pungkasnya. (ris)