KLIKJATIM.Com | GRESIK – Program Makmur yang dijalankan Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia hadir untuk membantu komunitas petani padi organik di Kabupaten Bandung.
Hal ini ditandai dengan “Pemupukan Program Makmur Komoditas Padi Organik” menggunakan NPK Phonska Alam di Desa Ciparay, Kec. Ciparay, Kab. Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/7/2024).
Terpisah, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan bahwa, kebutuhan bahan pangan organik dari tahun ke tahun semakin meningkat.Meningkatnya kebutuhan ini selaras dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi produk organik. Dikatakannya, Phonska Alam adalah solusi yang ditawarkan Petrokimia Gresik untuk mendorong produktivitas komoditas organik.
“Berdasarkan demonstration farming (demfarm) yang dijalankan Petrokimia Gresik di Kec. Ciparay, penggunaan Phonska Alam mampu meningkatkan produktivitas padi organik sebesar 13 persen, dari rata-rata sebelumnya 5,5 ton setiap hektarenya, menjadi 6,5 ton per hektare. Keberhasilan demfarm inilah yang sekarang diadopsi melalui Program Makmur,” ujar Dwi Satriyo.
Phonska Alam sendiri, tambahnya, merupakan pupuk NPK berbasis organik pertama di Indonesia. Kandungan N, P, dan K pada pupuk ini sudah terstandar dan bermutu bagi pertanian organik sehingga sangat tepat untuk menjadi solusi kemajuan pertanian organik di Indonesia.
Pupuk Phonska Alam diproduksi dengan menggunakan bahan baku sumber N, P, dan K yang berasal dari mineral alami, tanpa menggunakan bahan kimia sintetis sehingga dipastikan sesuai untuk pertanian organik di Indonesia. Bahkan, pupuk ini sudah memiliki tanda logo “Organik Indonesia” sebagai wujud perlindungan atau jaminan bagi konsumen atas kualitas Phonska Alam.
“Jika selama ini petani organik menggunakan cara-cara konvensional untuk memberikan unsur hara N, P, dan K pada tanaman, misal memanfaatkan air cucian beras, pohon pisang, sabut kelapa atau lainnya, sekarang kami menawarkan cara yang lebih efektif, efesien, dan terukur atau terstandarisasi melalui Phonska Alam,” ujar Dwi Satriyo.