Pakar Ekonomi UB: Danantara Munculkan Sejumlah Keraguan Publik

Reporter : Redaksi - klikjatim

Dr.rer.pol. Wildan Syafitri, S.E., M.E

KLIKJATIM.Com | MalangPada 24 Februari lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan kabar mengenai Danantara yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto di Halaman Istana Kepresidenan. Danantara yang merupakan akronim dari Daya Anagata Nusantara ini mendapat respon beragam dari publik. Banyak media, pakar, juga warganet yang menyuarakan pendapat mereka terkait peluncuran Danantara ini.

Menurut Dr.rer.pol. Wildan Syafitri, S.E., M.E., pakar Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya (UB), Danantara pada dasarnya adalah holding untuk mengkoordinasi, juga mengumpulkan dana-dana yang bersumber dari keuntungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tanpa kontribusi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Jadi sebenarnya ini salah satu upaya untuk tidak menggunakan APBN, sumber-sumbernya dari keuntungan BUMN dalam sektor manufaktur, Telkom, kemudian juga beberapa bank yang ikut terlibat,” ujarnya ketika diwawancarai pada (12/4/2025) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB.

Peluncuran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara ini menuai banyak respon masyarakat, terutama terkait keterlibatan bank negara dalam proyek ini.

“Sebenarnya kalau bank itu sudah punya ekosistem perbankan yang pruden. Karena di bank itu ada Capital Education Ratio, bank tidak boleh meminjamkan kredit lebih besar dari rasio yang ditetapkan. Jadi, asalkan itu tetap dijaga ya sebenarnya aman,” kata Wildan.

Dia juga menambahkan bahwa posisi Danantara sebagai lembaga baru akan mendatangkan beberapa keraguan.

“Kepercayaan masyarakat itu penting, juga integritas dari pengelola juga menjadi kunci. Jadi, mereka berintegritas, masyarakat percaya, tentunya banyak investor yang akan tertarik,” kata Wildan.

Menurutnya, pembuktian Danantara ini harus dilakukan melalui proyek-proyeknya yang menguntungkan, tentunya juga cost recovery. “Investasi ini nanti bisa digunakan lebih banyak untuk infrastruktur karena infrastruktur kita kurang. Tapi kalau menurut saya, bukan hanya infrastruktur, tetapi juga investasi sumber daya. Danantara itu juga bisa digunakan untuk berinvestasi kepada SDM (Sumber Daya Manusia) , membiayai beasiswa, penelitian, atau riset. Karena kalau kita ingin investasi kita unggul, alokasi anggaran riset development itu harus tinggi,” ujarnya.