Forum Arkeologi Internasional Apresiasi Langkah SIG dalam Konservasi Warisan Arkeologi di Bulu Sipong IV, Pangkep, Sulawesi Selatan

Reporter : Much Taufiqurachman Wahyudi - klikjatim.com

KLIKJATIM.Com | Jakarta – Langkah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dalam konservasi warisan arkeologi dan budaya di Bulu Sipong IV, Pangkep, Sulawesi Selatan, mendapat apresiasi dan sambutan positif dari SPAFA International Conference on Southeast Asian Archaeology and Fine Arts (SPAFACON) 2024.

SPAFACON merupakan forum internasional untuk berbagi dan memperbarui pengetahuan arkeologi serta budaya dan seni di Asia Tenggara.

Agenda tahunan ini diselenggarakan oleh Pusat Arkeologi dan Seni Rupa Regional, Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEO SPAFA). Pada 2024, penyelenggaraan SPAFACON berlangsung selama lima hari pada 10-14 Juni 2024, di Bangkok, Thailand.

Senior Specialist in Archaeology and Head of the Organizing Team of SPAFACON, Dr Noel Hidalgo Tan mengatakan, sebagai sebuah perusahaan, SIG telah menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap situs arkeologi dan warisan budaya di kawasan Asia Tenggara.

Kepedulian tersebut salah satunya dibuktikan dengan merilis Dokumen Rencana Pengelolaan Warisan Budaya (Cultural Heritage Management Plan/CHMP) atas situs prasejarah di Bulu Sipong IV.

“Kami sangat mengapresiasi kepedulian SIG dalam perlindungan dan pengelolaan situs arkeologi di kawasan AsiaTenggara, sekaligus berterima kasih atas partisipasinya dalam SPAFACON 2024. SIG adalah contoh dari sedikit perusahaan yang berperan aktif dalam upaya konservasi situs arkeologi. Kami berharap kepedulian SIG ini dapat dicontoh oleh perusahaan lain di Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara,” kata Dr Noel Hidalgo Tan.

Akademisi UNHAS, Dr Yadi Mulyadi menyampaikan, Karst Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan kaya akan situs seni cadas yang terkenal sebagai lukisan gua tertua di dunia. Pada menara karst terdapat banyak tempat tinggal atau perlindungan alami yang dibuat dari bebatuan dengan gambar binatang dan manusia berusia lebih dari 40.000 tahun.

Daerah sekitarnya juga memiliki situs-situs yang menyimpan peralatan kuno terbuat dari batu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PT Semen Tonasa bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan (kini Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX) dan Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep pada 2018, didapati bahwa beberapa situs prasejarah tersebut di antaranya berada dalam konsesi tambang tanah liat yang dikelola oleh anak perusahaan SIG, PT Semen Tonasa.