DPRD Jatim Tuding Pemprov Kelola Perpustakaan ‘Siluman’

Reporter : Redaksi - klikjatim

Komisi E DPRD Jatim saat menggelar hering dengan Dinas Perpustakaan di Kantor DPRD Jatim. (Tri Wahyudi/klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Surabaya–Perpustakaan desa yang dikelola Dinas Perpustakaan Provinsi Jatim dianggap DPRD tidak ada wujudnya alias siluman. Bahkan keberadaannya juga tidak diketahui.

“Kami mempertanyakan bentuk perpustakaan desa yang di kelola Pemprov. Selama ini kami belum pernah menjumpainya di daerah,” ungkap anggota Komisi E DPRD Jatim Zeiniye saat ditemui di sela-sela hearing dengan Dinas Perpustakaan Jatim di DPRD Jatim, Senin (11/11/2019).

[irp]

Dikatakan Zainiye, yang juga mantan Ketua DPRD Bondowoso itu, selama ini dirinya belum pernah melihat adanya perpustakaan desa. Anggota dewan lainnya juga mengatakan hal yang sama. Kalau pun ada perpusatakaan di desa, selama yang ditemui wakil rakyat, bukan dikelola Dinas Perpustakaan Provinsi Jatim.

“Saya ini pernah sebagai pimpinan daerah belum pernah tahu bentuknya perpustakaan desa. Kami minta penjelasannya perpustakaan desa yang dikelola Pemprov Jatim,” pintanya.

Wakil Ketua Komisi E, Hikmah Bafaqih menyoroti persoalan lain. Politisi PKB itu justru mempertanyakan penggunaan anggaran untuk kesekretariatan Dinas Perpustakaan yang nilainya mencapai Rp 9 miliar. Angka tersebut dinilai dewan cukup fantastis. Sebab, hanya untuk urusan keseretariatan.

“Untuk apa anggaran Rp 9 M ini di Bagian Kesekretariatan. Kalau urusan kearsipan bisa dimaklumi, tapi kalau kesekretariatan besar sekali,” kata Hikmah.

[irp]

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan Jatim, Abdul Hamid mengatakan, pihaknya tidak memiliki perpustakaan di tingkat desa. Tapi, hanya sekedar membagikan buku di perpustakaan yang telah berdiri.

“Kami hanya mengkoordinasi pembagian buku lewat PKK di desa. Kami tak punya perpustakaan sendiri di desa,” jelasnya.

Terkait perpustakaan ini, Hamid mengaku telah melaporkannya kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, bahwa perpustakaan perlu perbaikan.

“Khususnya perpusatakaan di pondok pesantren juga,” kata Hamid. (tri/mkr)