KLIKJATIM.Com | Gresik – Keberanian untuk memulai usaha menjadi modal penting meraih kesuksesan. Itulah yang dilakukan salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kesultanan Snack Indonesia milik Supriyanto asal Dusun Asemmanis, Desa Ngawen, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik.
Pelan tapi pasti, melalui usaha snack kekinian seperti mie lidi, basreng dan makaroni yang dikemas menarik akhirnya mampu diterima di pasaran.
Keberhasilan ini menjadi berkah bagi warga sekitar karena semakin banyak permintaan, semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan.
“Alhamdulillah sekarang ada 20 warga yang berkerja ditempat kami,” ungkap Owner Kesultanan Snack Indonesia Supriyanto, Minggu 28 Juli 2024.
Saat dikunjungi Bakal Calon Bupati (Bacabup) Gresik dr. Asluchul Alif dirinya bercerita, usaha jajanan kekinian sudah ia jalani sejak 3 tahun lalu.
“Pada awalnya masih produksi sedikit, namun kini dalam sehari bisa menghasilkan 5.000 hingga 10.000 pics,” kata Supriyanto.
Jajanan hasil produksi, lanjut dia, dijual melalui market place dengan harga Rp.2 ribu per pics. “Kami manfaatkan media sosial dan market place untuk berjualan,” jelasnya.
Disampaikan Supriyanto, seringkali UMKM menghadapi kendala dalam perizinan. Terutama dalam mengurus izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Kalau mau masuk ke minimarket salah satu syaratnya harus punya izin BPOM. Sedangkan UMKM paling hanya punya izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dan label halal,” keluhnya.
Tak hanya itu, Supriyanto menyebut banyak dari teman-teman UMKM yang terkendala modal untuk pengembangan usaha. “Teman-teman saya sering curhat sulitnya mendapat pinjaman modal. Kalau pun ada bunganya tinggi,” ujarnya.
Menanggapi itu, Bacabup Gresik dr. Asluchul Alif mengaku mengapresiasi atas inovasi dan kreatifitas pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha jajanan kekinian. Sehingga dapat mengatasi persoalan pengangguran di Kabupaten Gresik.
Apalagi berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran di Kabupaten Gresik mencapai 6,82 persen pada tahun 2023 atau lebih tinggi 2 persen bila dibandingkan Provinsi Jatim yang hanya 4,88 persen.