KLIKJATIM.Com | Bojonegoro – Puncak peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Ke- XXI Dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Ke-52 Provinsi Jawa Timur (Jatim) Tahun 2024 merupakan momentum strategis untuk mengimplementasikan nilai dan semangat kegotongroyongan masyarakat.
Dalam momen tersebut Bojonegoro meraih tiga penghargaan BBGRM Ke-XXI dan HKG PKK Ke-52 Prov Jatim 2024.
Kegiatan tersebut berlangsung meriah selama empat hari sejak pembukaan tanggal 7-6-2024 sampai dengan 11-6- 2024 , di Alun-alun Kota Blitar.
Penjabat Gubernur Jatim Adhy Karyono mengapresiasi kepada seluruh peserta Kabupaten/Kota Se-Jatim atas partisipasi serta suksesnya penyelenggaraan BBGRM yang kita peringati setiap tahun, terkhusus Wali Kota Blitar beserta TP PKK Kota Blitar berkenan menjadi tuan rumah.
Istimewanya, pelaksanaan peringatan BBGRM Ke-XXI Dan HKG Ke-52 Prov Jatim 2024 pada bulan ini masuk pada peringatan Bulan Bung Karno di Kota Blitar.
Adhie menilai, tentu ini sangat selaras dan relevan, karena menurut Bung Karno lima sila yang terkandung dalam Pancasila kalau diringkas menjadi trisila, yaitu nasionalisme, demokrasi, dan ketuhanan, dan apabila disingkat lagi satu sila/eka sila adalah gotong royong.
“Jadi inti dari Pancasila adalah gotong royong, maka tidak salah sangat relevan bahwa gotong royong merupakan inti dari setiap sendi-sendi kehidupan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Bulan Bhakti Gotong Royong itu bisa menjadi starter buat kita untuk supaya Jawa Timur serta Indonesia menjadi negara yang maju, maka harus menjaga budaya kita yaitu “gotong royong”, tuturnya.
Adhi juga memberikan apresiasi anugerah penghargaan kepada Kabupaten/Kota yang melaksanakan gotong royong terbaik dan insan inovatif pada peringatan BBGRM Ke-XXI Provinsi Jatim 2024.
Selain itu, Pj Gubernur Jatim juga memberikan penghargaan kepada Rohmad Ainul Yaqin asal Kec. Margomulyo sebagai juara II Inovasi Teknologi Tepat Guna, dan POSYANTEKDES Margo Trokal Desa Margomulyo Kec. raih juara III Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna.
Sementara itu, Pj. Bupati Bojonegoro Adriyanto ucapkan terima kasih kepada Kades dan seluruh peserta yang menerima tiga penghargaan sekaligus, ini akan menjadi langkah awal kita ke depan untuk Kabupaten Bojonegoro semakin maju, sukses, dan semakin baik.
“Mudah-mudahan dengan penghargaan ini menjadi modal memacu semangat untuk semua warga Bojonegoro memberikan inovasi-inovasi dan memperkuat membangun Bojonegoro semakin maju dan semakin hebat dan sejahtera,” harapnya.
Seperti diketahui, kegiatan gotong royong di Kabupaten Bojonegoro dilaksanakan dengan melibatkan kelembagaan masyarakat di desa dan kelurahan (TP PKK, Karang Taruna, RT/RW, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan), serta multistakeholder terkait lainnya yang merupakan mitra pemerintah dalam rangka mengintervensi dan akselerator pembangunan.
Salah satu potret pelaksanaan gotong royong masyarakat di Kabupaten Bojonegoro, tim penilai dapat melihat dan memotret kegiatan-kegiatan di berbagai aspek atau bidang (kemasyarakatan, lingkungan, ekonomi, maupun sosial, budaya keagamaan) di Desa Pajeng Kecamatan Gondang yang sebelumnya telah lolos pada tahapan administrasi dan presentasi di beberapa kesempatan yang lalu.
Kegotongroyongan di Desa Pajeng ini sebagai bukti bahwa nilai-nilai gotong royong masyarakat desa benar-benar masih ada karena tidak hanya simbol atau jargon belaka, akan tetapi telah menjadi budaya, karakter yang mengakar secara turun menurun dari nenek moyang yang sampai saat ini masih terus dilaksanakan, utamanya dalam wujud “LUMBUNG KEMAKMURAN dan RUKUN KEMATIAN”.
Keduanya merupakan bentuk inovasi yang murni dilaksanakan karena adanya komitmen bersama yang didasari oleh nilai-nilai leluhur, dimana Lumbung Kemakmuran sebagai wujud bagaimana masyarakat Pajeng guyub rukun menyisihkan sebagai hasil panen untuk dikumpulkan dan selanjutnya dikembangkan melalui kegiatan simpan pinjam dan hasilnya diperuntukkan kembali menjadi suatu bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat desa Pajeng sendiri, seperti pembangunan irigasi, pembelian tanah untuk sekolahan dll.
Di sisi lain ada Rukun Kematian, yang tidak kalah luar biasanya, bagaimana masyarakat Desa Pajeng secara ikhlas mengumpulkan bantuan kepada Keluarga yang berduka, dan ini dilakukan tanpa adanya paksaan akan tetapi lebih pada semangat gotong royong saling membantu meringankan beban keluarga yang sedang kesripahan agar jenazah mendapatan pulasara/ pengurusan pemakamannya bahkan tahlilan 7 hari secara layak dan sesuai dengan syariat agama, dan inilah yang menjadi inspirasi atau bersinergi dengan program bantuan Santunan Duka oleh Pemkab Bojonegoro.