Begini Kronologi Pengeroyokan Pedagang Nanas di Driyorejo Gresik Hingga Tewas, Kepalanya Dihantamkan ke Paving

Reporter : Abdul Aziz Qomar - klikjatim.com

Lima tersangka pembunuhan pedagang nanas di Pasar Gadung Driyorejo Gresik menunduk saat konferensi pers perkembangan penyidikan kasus tersebut. Kapolres Gresik didampingi Kasatreskrim menjabarkan kronologi peristiwa pengeroyokan (Humas Polres Gresik for Klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Gresik — Jajaran Satreskrim Polres Gresik berhasil menangkap pelaku pengeroyokan pedagang nanas di Pasar Gadung Driyorejo Gresik hingga tewas.

Dari hasil penyidikan, Polres Gresik berhasil menguak kronologi dan cara para pelaku menghabisi nyawa Eko Bayu Asmoro (EBA) (21), Senin 14 November 2022 lalu.

Baca juga: Dugaan Korban Pengeroyokan Geng Motor di Bangil, Sopir Ambulans Dr. Soetomo Lapor Polisi

Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Aziz melalui Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Aldino Prima Wirdan menjabarkan kronologi pengeroyokan pedagang nanas di Driyorejo Gresik tersebut.

Awalnya korban EBA sedang berjualan buah nanas diatas kendaraan Tossa roda tiga dengan menggunakan kaos hitam bertuliskan salah satu perguruan silat.

“Kemudian Korban diajak minum-minum oleh tersangka AER, DNA, M.AKE, ALS, dan sekitar 9 orang temannya yang lain,” beber Aldino dalam jumpa pers, Rabu (30/11/2022).

Pada saat minum – minum tersebut oleh para tersangka korban diminta melepas kaosnya dan ditanya, apakah korban merupakan warga atau anggota dari Perguruan yang tertulis di kaos korban tersebut.

“Korban diam saja tidak menjawab, kemudian AER memukul mengenai muka korban, ALS melakukan pemukukan mengenai mata sebelah kanan dan dahi korban,” tutur Aldino.

Setelah dipukul dua kali, korban lantas menjawab bahwa dia bukan warga perguruan yang tertulis di kaosnya. Korban kemudian diminta melepas kaos warna hitam yang dikenakannya, kemudian disuruh mengganti pakaian menggunakan jaket milik korban.

“Lalu korban EBA disuruh membuat surat pernyataan klarifikasi oleh AER, DNA, M.AKE, ALS, AJP dan 2 orang lainnya kemudian dibacakan oleh korban,” lanjut Aldino.

Setelah proses interogasi tersebut ternyata persoalan belum selesai. Pada pukul 22.30 WIB saksi BMY melihat korban EBA diajak kebelakang pasar oleh AER, DNA, M.AKE, ALS, AJP dan 2 orang lainnya untuk diajak duel.

Dalam duel itulah bermula petaka. Korban EBA dalam duel itu berhadapan dengan tersangka AER. Korban EBA memukul 1 kali kemudian oleh AER dibalas berkali-kali pukulan dan diangkat dengan kedua tangan kemudian dijatuhkan atau dibanting di jalanan yang terbuat dari paving.

“Kemudian oleh ALS korban diangkat dan kepalanya dihantamkan di Paving 1 kali hingga akhirnya mengeluarkan darah,” sambung Aldino.

Selanjutnya, pada pukul 23.30 WIB saksi BMY mengetahui AER, DNA, M.AKE, ALS, AJP dan 2 orang lainnya menggotong korban EBA ke dalam ruko stand yang kosong.

Korban EBA kembali diinterogasi terkait kepemilikan kaos salah satu perguruan silat tersebut yang dia pakai sebelumnya, namun korban EBA hanya diam dan tidak ada jawaban.

Seolah kurang puas, AER, DNA, M.AKE, ALS, AJP dan 2 orang lainnya kembali menghajar korban EBA yang sudah lemas secara bergantian.

“Lalu, DNA, ALS, dan 2 orang lainnya nongkrong di stand pasar tempat AER menjaga stand berjualan sayur,” imbuh Aldino.

Nah, pada Selasa dinihari tanggal 15 November 2022 sekira pukul 01.00 WIB, datang teman ALS yang berjumlah 7 orang masuk melalui pintu timur pasar menuju stand kosong, kemudian korban EBA kembali dihajar oleh 7 orang yang tidak dikenal teman dari ALS yang baru datang itu.

Pada pukul 02.00 WIB korban EBA diangkat dengan cara tangan dan kaki dipegang lalu dimasukan ke Ruko yang kosong ditidurkan Terlentang didalam Stand, Kemudian Sekira pukul 07.00 wib saksi BMY istirahat bersama dengan AER dan EBA dengan posisi tidur duduk tertelungkup.

Di siang harinya, sekitar pukul 12.00 WIB AER bangun lalu menyeka atau membersihkan luka korban EBA yang saat itu dalam keadaan masih hidup.

“Sempat diberi minum teh dan lukanya diseka oleh AER sebelum jam 13.00 WIB AER pergi meninggalkan korban,” papar Aldino.

Saat pukul 14.30 WIB, saksi BMY bangun melihat posisi korban sudah berubah dari telungkup menjadi duduk bersandar dengan kaki diluruskan ke depan.

“Lalu saksi BMY pergi mandi, saat kembali korban EBA sudah tidak bernyawa dan ramai banyak orang yang mengetahui jika korban EBA tidak bernyawa,” terang Aldino.

Dari hasil penyelidikan tersebut ada 14 terduga pelaku yang menganiaya korban dalam dua kali pengeroyokan. Polisi masih memburu tujuh pelaku yang lain yang belum terindentifikasi, sementara lima pelaku lain sudah tertangkap. Sebagian sempat kabur ke luar kota kemudian menyerahkan diri.

Para pelaku dijerat Pasal 170 Ayat (2) dan (3) KUHP dengan ancaman hukumannya paling lama 12 (Dua belas) tahun penjara.

Baca juga: Sudah Terima Laporan, Polres Pasuruan Usut Kasus Pengeroyokan Sopir Ambulan

Sekedar diketahui, pada Selasa sore (15/11/3022) warga Desa Gadung Driyorejo digemparkan denga penemuan mayat pedagang nanas di Pasar Gadung sudah dalam kondisi tidak bernyawa dalam posisi duduk bersandar di salah satu ruko pasar tersebut. Korban EBA ditemukan penuh lebam dan luka di kepala.

Setelah Polisi melalukan penyelidikan, diduga pelakunya adalah 14 orang pendekar salah satu perguruan silat. (yud)