KLIKJATIM.Com | Banyuwangi – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meninjau kesiapan operasional kapal cepat jurusan Banyuwangi-Denpasar yang direncanakan mulai beroperasi pada Juni 2025. Peninjauan ini dilakukan di Pelabuhan Boom, Banyuwangi, pada Jumat (4/4/2025). Kapal cepat ini akan bersandar di Pelabuhan Serangan, Bali, sebagai bagian dari upaya meningkatkan konektivitas masyarakat melalui sektor transportasi laut.
"Menjelang operasional pada Juni 2025, saya ingin memastikan kesiapan infrastruktur dan layanan yang diperlukan. Khusus untuk ruang tunggu, saya telah meminta agar desainnya mengusung nuansa khas Banyuwangi," ujar Khofifah.
Baca juga: Sepekan Hilang, Jasad Perempuan Hanyut di Sungai Glidik Malang Ditemukan di Banyuwangi
Gubernur menegaskan bahwa kehadiran layanan ini akan semakin memperkuat sektor transportasi dan mempermudah akses masyarakat.
"Peningkatan layanan publik di sektor transportasi akan mempermudah interaksi masyarakat dari berbagai daerah serta mendukung berbagai kebutuhan ekonomi dan sosial mereka," jelasnya.
Pelabuhan Boom Banyuwangi sebagai Pusat Konektivitas
Pelabuhan Boom Banyuwangi merupakan salah satu dari tujuh pelabuhan pengumpan regional di Jawa Timur yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 56 Tahun 2002. Selain Pelabuhan Boom Banyuwangi, enam pelabuhan pengumpan lainnya adalah:
1. Pelabuhan Branta (Kabupaten Pamekasan)
2. Pelabuhan Telaga Biru (Bangkalan Utara)
3. Pelabuhan Kalianget (Kabupaten Sumenep)
4. Pelabuhan Brondong (Kabupaten Lamongan)
5. Pelabuhan Boom Tuban (Kabupaten Tuban)
Baca juga: Wings Akan Terbangi Surabaya-Banyuwangi Tiga Kali Sepekan
6. Pelabuhan Tanjung Awar-Awar (Kabupaten Tuban)
Sejak 2002, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengalokasikan anggaran untuk mengembangkan dan mengaktifkan kembali Pelabuhan Boom Banyuwangi guna melayani pelayaran rakyat dari berbagai pulau di Kabupaten Sumenep, seperti Pulau Kangean, Pulau Saibus, Pulau Sapeken, Pulau Sepanjang, dan Pulau Raas. Pelabuhan ini berperan penting dalam perdagangan masyarakat kepulauan, yang mengangkut hasil bumi seperti kelapa, ikan segar, udang, dan rumput laut ke Banyuwangi serta membawa kembali kebutuhan pokok dan bahan bangunan ke kepulauan.
Baca juga: Kronologi Tragedi Longsor di Cangar: 10 Korban Meninggal Dunia DitemukanUntuk menunjang operasional, Pemprov Jatim telah membangun berbagai fasilitas di Pelabuhan Boom, antara lain: Dermaga pelayaran rakyat sepanjang 600 meter, dermaga kapal pesiar (cruise) berukuran 80 x 10 meter, tangki air bersih berkapasitas 125 m³, rumah dinas, masjid, lapangan parkir, dan jogging track, sistem navigasi pelayaran (SBNP), kantor UPT PPR Banyuwangi, breakwater untuk mengatasi sedimentasi.
Pemprov Jatim terus mengalokasikan anggaran untuk perawatan alur pelayaran dan mencegah sedimentasi yang dapat menghambat operasional pelabuhan.
Dampak Positif bagi Ekonomi dan Pariwisata
Gubernur Khofifah juga menyoroti dampak ekonomi yang diharapkan dari operasional kapal cepat ini. Selain meningkatkan layanan publik, pengembangan Pelabuhan Boom diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi daerah, termasuk sektor UMKM, perhotelan, dan pariwisata.
"Dengan adanya kapal cepat ini, wisatawan mancanegara bisa lebih mudah mengakses Banyuwangi, yang tentunya akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah," jelasnya.
Baca juga: Guncangan Gempa Laut Bali Bikin Warga Sumenep Panik Berhamburan
Kapal cepat yang akan beroperasi memiliki panjang 70 meter dan lebar 5 meter, dengan kapasitas 300 penumpang serta waktu tempuh sekitar 2,5 jam.
"Saat ini disiapkan satu kapal untuk mengukur respons pasar. Jika animo masyarakat tinggi, jumlah kapal akan ditambah," kata Khofifah.
Pemantauan Aset dan Arus Balik Lebaran
Selain meninjau kesiapan kapal cepat, Gubernur Khofifah juga memantau aset Pemprov Jatim yang dikerjasamakan dengan PT ASDP Ketapang. Salah satu kebutuhan yang sedang dikaji adalah pembangunan jembatan penghubung dari Pelabuhan LCM ke Dermaga Bulusan guna menghindari potensi konflik dengan permukiman warga di sekitar dermaga. Saat ini, proses kajian dan Detail Engineering Design (DED) masih berlangsung.
Gubernur juga memantau arus balik Lebaran di Pelabuhan Ketapang, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada H+6. (qom)
Editor : Wahyudi