4 Pesantren Terima Bantuan Modal Pengembangan Koperasi dari Pemprov Jatim

Reporter : M Nur Afifullah - klikjatim.com

KLIKJATIM.Com | Surabaya–Dalam rangka mendorong bangkitnya UMKM khususnya dari kalangan koperasi pondok pesantren, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dibantu dengan OJK dan Bank UMKM Jatim menyalurkan bantuan permodalan. Dalam hal ini Agus M Zulfan Badru Naja Bin Muk’ty (Gus Zulfan) bersama Empat Pondok Pesantren (Ponpes) lainya menerima bantuan modal di acara Bussiness Matching dan Petik Keuangan Pengembangan Usaha Pondok Pesantren Agar berdaya saing tinggi.

[irp]

Penyerahan ini dilakukan di Hotel JW Marriott Kota Surabaya Kamis (17/12/2020) bersama OJK, Bank UMKM Jatim serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Empat kopontren itu antara lain, Kopontren An Najiyyah Tambak Beras, dan Kopontren Al Furqon Mashur. Serta juga dalam bentuk permodalan kerja pada Ponpes Qowiyul Ulum, dan Ponpes Nurul Khoir Wonorejo Rungkut Surabaya.

“Alhamdulillah kami berterima kasih atas permodalan ini tentu sangat membantu dan akan mendorong koperasi di ponpes,” kata Agus M Zulfan Badru Naja Bin Muk’ty (Gus Zulfan) kepada klikjatim.com Jum’at (18/12/2020).

Gus Zulfan perwakilan pondok pesantren Nurul Khoir mengatakan, nantinya ini akan dibuat untuk memajukan koperasi. Karena sebelumnya koperasi hanya sekedar koperasi, dengan adanya arahan ini akan mengembangkan koperasi yang lebih besar untuk Pesantren.

“Untuk produk di Nurul Khoir sendiri ada Renginang, yang sudah sampai luar pulau pengirimnya,” kata Gus Zulfan.

Sementara itu, Khofifah menyebutkan bahwa kopontren adalah segmen yang disasar dalam pengembangan sektor UMKM. Bukan hanya koperasinya, namun dalam program ini yang juga ingin dikembangkan adalah ekosistemnya, mulai koperasi, santri, alumni, hingga masyarakat di sekitar pesantren.

“Karena ini ekosistemnya sebenarnya sudah terbentuk. Kalau kita bicara alumni, bisa se Indonesia kita lihat jejaringnya. Ini adalah potensi yang harus kita lihat sebagai peluang usaha,” ujar Khofifah

Lebih lanjut, saat ini pemerintah juga sedang menggalakkan agar belanja daerah mengupayakan dari UMKM mulai mikro hingga menengah. Hal itu menjadi arahan khusus dari Presiden RI Joko Widodo. Indonesia tercatat sebagai negata dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun sayangnya, saat ini justru Indonesia adalah negara importir halal food atau makanan halal terbesar di dunia.

“Maka menurut saya ini kesempatan terbaik kita agar kita tak lagi jadi importir saja melainkan eksportir kalau bisa. Caranya dengan mengambangkan sektor sektor produsen mulai dari mikro, menengah hingga yang tingkatkannya sudah industru rumahan,” tegas Khofifah.

Gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini menegaskan bahwa yangbkini coba dijajaki adalah subsitusi melalui sektor peternakan, terutama daging dan susu. Pasalnya dua komoditi ini adalah yang paling besar diimpor Indonesia.

Di sisi lain, melalui program pemberian permodalan ini, OJK Jatim akan fokus dulu bagi Kopontren yang berskala kecil. Dimana saat ini dari 38 kopontren yang terlibat, 36 Pesantren telah memiliki koperasi. Tapi sebagian juga didorong untuk membentuk Koperasi.

“Empat yang terlibat, tetapi memang itu yang baru tahap kecil. Yang besar besar sudah banyak, tapi kita garap yang baru permulaan,” terang Kepala Kantor OJK Regional IV Jatim, Bambang Mukti Riyadi.

Untuk rinciannya, Kopontren An Najiyyah Tambak Beras mendapatkan bantuan sebesar Rp 300 juta dan Kopontren Al Furqon Mashur, sebesar Rp 200 juta. Sedangkan untuk Ponpes Qowiyul Ulum menerima modal kerja sebesar Rp 50 juta, dan Ponpes Nurul Khoir menerima Rp 75 juta. (mkr)